Selasa, 23 Agustus 2011

5 menit saja

Crystal X Suatu hari di taman kota antah berantah, seorang ibu duduk di samping seorang pria , pada suatu minggu pagi yang indah nan cerah. Halah! .


“Itu anakku ,” katanya memecah kesunyian diantara keduanya., sambil menunjuk ke arah anak kecil dengan oblong merah yang sedang meluncur turun dipelorotan. Begitu bangga, mata ibu itu berbinar, suka.


“Wah, bagus sekali bocah itu,” kata si bapak di sebelahnya. “Lihat anak yang sedang main ayunan di bandulan pakai oblong dagadu itu? Dia anakku,” sambungnya, memperkenalkan. Lalu, sambil melihat jam tangan , ia memanggil putranya. “Ayo Bud, gimana kalau kita sekarang pulang?” Budi, bocah kecil itu, setengah memelas, berkata, “Kalau lima menit lagi,boleh ya, Yahhh? Sebentar lagi Ayah, boleh kan? Cuma tambah lima menit kok,yaaa…?”


Pria itu mengangguk dan Budi meneruskan main ayunan untuk memuaskan hatinya. Menit menit berlalu, sang ayah berdiri, memanggil anaknya lagi. “Ayo, ayo, sudah waktunya berangkat?” Lagi-lagi Budi memohon, “Ayah, lima menit lagilah. Cuma lima menit tok, ya? Boleh ya, Yah?” pintanya sambil menggaruk-garuk kepalanya. Pria itu bersenyum dan berkata, “OK-lah, iyalah…”


“Wah, bapak pasti seorang ayah yang sabar,” ibu yang di sampingnya, dan melihat adegan itu, tersenyum senang dengan sikap lelaki itu. Pria itu membalas senyum, lalu berkata, “Putraku yang lebih tua, Iwan, tahun lalu terbunuh selagi bersepeda di dekat sini, oleh sopir yang mabuk. Tahu tidak, aku tak pernah memberikan cukup waktu untuk bersama Iwan. Sekarang apa pun ingin kuberikan demi Budi, asal saja saya bisa bersamanya biar pun hanya untuk lima menit lagi. Saya bernazar tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi terhadap Budi. Ia pikir, ia dapat lima menit ekstra tambahan untuk berayun, untuk terus bermain. Padahal, sebenarnya, sayalah yang memperoleh tambahan lima menit memandangi dia bermain, menikmati kebersamaan bersama dia, menikmati tawa renyah-bahagianya….”


Hidup adalah proses. Hidup ialah masalah membuat prioritas. Maka lihat dan nikmati satu kejadian dari kacamata proses kita. Bukan proses orangh lain.




Artikel Terkait :

0 komentar:

Posting Komentar